Sabtu, 26 Januari 2008

Towani Tolotang Rayakan Hari Besarnya




Towani Tolotang Rayakan Hari Besar

Rela Berjalan Kaki Sejauh Tiga Kilometer
Setiap tahun seluruh pengikut Towani Tolotang di seluruh Indonesia berdatangan keAmparita untuk merayakan hari besar Parinyameng Karena acara itu hanya bisa dilakukan di lokasi itu.

Sudah menjadi adat kebiasaan di Kelurahan Amparita Kecamatan Tellu Limpoe,
daerah basis agama Towani Tolotang bahwa tiap tahunnya daerah tersebut diramaikan oleh ribuan penganut agama Towani Tolotang yang datang dari berbagai penjuru daerah di Indonesia untuk meramaikan hari besar agama itu.



Hal sama kembali dilaksanakan Rabu 23 Januari Lalu. Meskipun matahari belum
sepenuhnya menampakkan diri dari ufuk timur, jalanan yang berada di samping pasar
Sentral Amparita sudah mulai disesaki oleh para penganut agama Towani Tolotang
yang mulai star untuk jalan kaki ke Daerah Parinyameng.

Penganut agama Towani Tolotang yang datang lebih awal, langsung berjalan tanpa
menggunakan alas kaki kearah barat daya Amparita. Umumnya baik laki-laki maupun
perempuan identik dengan memakai sarung dan bagi perempuan memakai seragam
baju kebaya.

Tidak ketinggalan iring-iringan kuda yang tumpagi para pembesar Towani tolotang
(Uwa,red) juga terlihat diantara para pejalan kaki. Umumnya iring-iringan kuda itu,
dikawal oleh penganut Towani Tolotang dengan seragam Sarung berwarna merah.

Menariknya dari para pejalan kaki baik tua maupun muda bagi kaum perempuan
umumnya memakai seragam baju kebaya yang sama sehingga sekilas sulit
dibedakan wanita tua dan muda.

Salah seorang anggota DPRD Sidrap Edy Slamet yang juga tokoh agama Towani
Tolotang menjelaskan bahwa saat itu seluruh pengikut agama tersebut di seluruh
Indonesia berkumpul ditempat itu seperti yang terjadi setiap tahunnya. Itu kata dia
karena peayaan seperti itu hanya bisa dilaksanakan di Amparita.

”Meskipun acara itu hanya bisa dialksanakan disini, tapi lebih dari itu, acara ini juga bertujuan untuk mempererat persatuan dan kesatuan sesama penganut Towani
Tolotang dan juga penganut agama lainnya,” jelas Edy Slamet.

Dilaksi Parinyameng yang terletak di Kelurahan Amparita Kecamatan Tellu Limpoe
Tempat berlangsungnya perayaan hari besar Parinyameng, ribuan penganut Towani
Tolotang ramai-ramai berziarah ke makam nenek moyang mereka.

Dilokasi Parinyameng tempat berlangsungnya acara selain melakukan ziarah ke
makam nenek moyang mereka, sejumlah tempat juga turut kunjungi. Selain dari
penganut Towani Tolotang juga nampak hadir pengunjung lainnya diluar penganut
Towani Tolotang yang juga terlihat ditempat itu.

Kegiatan khas bagi Agama Towani Tolotang itu, memang terbuka untuk umum, hanya
saja ada sejumlah lokasi yang dilarang untuk dikunjungi orang lain selain penganut
agama itu.

"Ditempat ini banyak juga warga lainnya yang datang hanya sekedar menyaksikan
berlangsungnya acara ini, tapi pada tempat-tempat tertentu yang dilarang keras bagi
warga lainnya untuk berkunjung kesana,"jelas salah seorang tokoh Towani Tolotang,
Edy Slamet.

Anggota DPRD Sidrap ini juga menyebutkan bahwa selain adanya larangan untuk
mengunjungi tempat terlarang di Perinyameng, di dalam lokasi Parinyameng juga
dilarang untuk mengambil gambar.

Diantara para pengunjung dari warga non Towani Tolotang yang juga turut memadati
lokasi keramat bagi kelompok agama yang besar di Kelurahan Amparita Kecamatan
Tellu Limpoe itu, mereka terlihat sikap serius dari raut muka mereka yang ingin
menyaksikan perayaan itu dari dekat.

Salah seorang pengunjung, Hajar, mengaku baru pertama kali mengikuti acara itu.
”Saya sangat tertarik untuk melihat acara ini, sekalian menghadiri undangan teman
yang kebetulan menganut agama Towani Tolotang ini,” jelas Hajar.

Selain Hajar, juga turut dalam acara tersebut, Bupati Sidrap A Ranggong, Ketua
Pengadilan Negeri Sidrap Nugroho Setiadji, Kepala Kejaksaan Negeri Sidrap
Rizkiana Ramayanti, Wakil Kepala Kepolisian Resort Sidrap, Komandam Kodim 1420
Sidrap, sejumlah anggota DPRD Sidrap, dan sejumlah pejabat di beberapa SKPD di
Sidrap.

Para pejabat lingkup Sidrap ini juga terlihat serius menyaksikan beberapa rangkaian
kegiatan yang memang terkesan dikemas untuk umum.

Peringatan hari besar bagi penganut Towani Tolotang ini kental dengan sajian
pertunjukan tradisional dan sajian unik. Pertunjukan itulah yang nampkanya menyedot
perhatian bagi para pengnjung lainnya untuk melihat perayaan itu lebih dekat.

Perayaan hari besar bagi penganut Towani Tolotang itu, ternyata tidak semata
menonjolkan tampilan massa yang begitu besar, yang mencapai ribuan massa.
Pasalnya sejumlah pertunjukan juga turut di pertontonkan oleh penganut Towani
setelah menempuh perjalanan sejauh tiga kilometer untuk tiba di Parinyemeng lokasi
berlangsungnya puncak perayaan.

Di Parinyameng, dipersaksian penampilan khas dalam perayaan Parinyameng
tersebut, penampilan yang dimaksud seperti iring-iringan rombongan pejalan kaki
tanpa menggunakan alas. Selain itu, juga diharuskan menggunakan sarung, baju
berkerah dan menggunakan kopiah bagi lelaki dan baju kebaya bagi perempuan.

Hal yang tidak kalah menariknya karena dalam acara terseut disebutkan selalu
disajikan tuak manis dan rebus kacang sebagai sajian khas. kebiasaan ini merupakan
kebiasaan yang wajib dilakukan di lokasi Parinyameng.

Setelah mengikuti prosesi perayaan Parinyameng, warga Towano Tolotang itu
selanjutnya mengadakan sejumlah permainan tradisional seperti massempe (adu
kekuatan dengan menggunakan kaki-red), gasing, dan adu ketangkasan lainnya.

Kagiatan tradisional ini tentu saja menjadi tontonan menrik bagi para pengnjung
termasuk rombongan Bupati Sidrap, HA Ranggong yang hadir dengan sejumlah
bawahannya. Pertunjukan ini pulalah yang menjadikan sejumlah warga diluar penganut
Towani Tolotang untuk datang kelokasi itu.

"Meskipun saya bukan penganut Tolotang, tapi saya cukup senang menyaksikan
kelangsungan acara mereka, makanya sejak pagi hari saya sudah dilokasi ini, selain
untuk menyaksikan iring-iringan saat mereka berjalan ke Parinyameng saya juga tidak
ingin kehilangan momen lain seperti pertunjukan unik yang sering ditampilkan dalam
acara ini,"ujar salah seorang pengunjung, Latifah yang mengaku telah tiga kali ikut
menyaksikan acara tersebut.

Perayaan yang berlangsung setiap satu kali satu tahun di kelurahan Amparita
Kecamatan Tellu Limpoe itu, dimulai dari rumah tokoh agama Towani Tolotang,
kemudian berjalan kaki sejauh tiga kilo meter ke arah barat daya Amparita. Di lokasi
itulah sejumlah pertunjukan dan ritual dilaksanakan.

Kesaksian Korban Aliran 'Pemburu Harta Karun'



Mawar (nama Samaran), Warga Amparita tidak menduga jika dirinya akan digiring ke Kabupetan Wajo untuk sesuatu yang sama sekali tidak diinginkan. Di tempat itu ia di haruskan melayani nafsu KM (Lakammang), dengan alasan sebagai pembuka tabir uang yang diyakini berjumlah milyaran rupiah.

Mawar (nama samaran) warga Amparita mengaku sangat kelas dengan ulah yang telah di perbuat oleh HN (Hj Anti) yang juga masih kerabat dekatnya. Bahkan bukan itu saja Mawar juga mengaku sempat kesal dengan orang tuanya yang ia duga sekongkol dengan HN untuk menyeretnya ke ke Lajokka Wajo tempat KM dan rekannya melaksanakan aksi cabul mereka.



Mawar mengaku sama sekali tidak mengetahui bahwa dirinya akan di giring ketempat tersebut, sebab saat ia di apnggil oleh HN, orang tuanya juga terlihat ikut bersama HN. Sehingga saat diajak, Mawar mengaku tidak merasa curiga sama sekali apalagi HN yang mengajaknya masih termasuk keluarganya juga.

Awal penipuan oleh HN yang merupakan sales pengadaan gadis perawan bagi aliran Cahaya Putra Wage itu bermula dipertengahan bulan Desember lalu sekitar tanggal 14 Desember 2007 tepanya hari jumat. Pagi harinya HN kerumah orang tua Mawar, mencari orang tua Mawar Baharuddin. Namun saat itu Orang tua Mawar tidak berada ditempat. Melihat Orang tua Mawar tidak ditempat HN tidak kehabisan akal, kepada penghuni rumah HN berpesan supaya Baharuddin disuruh kerumahnya karena ada makanan yang hendak di baca.

"Dia kan tahu pasti bahwa saya sering dipanggil untuk membacakan doa jika ada acara syukuran atau cara lainnya yang sering dilaksanakan masyarakat di daerah ini, sehingga saat salah seorang anggota keluarga menyampaikan pesan HN saya langsung kerumahnya, namun dirumah HN ternyata tidak ada yang hendak dibaca,"Jelasnya.

Baharuddin mengaku bahwa saat di rumah HN ia memang sempat ditanya tentang keberadaan Mawar. Mandapat pertanyaan seperti itu Baharuddin menjelaskan keberadaan anaknya yang saat itu berada dirumah kakaknya di Pangkajene Sidrap.

Setelah bertanya demikian HN kemudian menyampaikan maksudnya untuk menjodohkan anak Baharuddin (Mawar.red) dengan kerabat suami HN, Ir Hamzah. Namun saat itu HN disebutkan belum menyebutkan nama dia hanya menjelaskan bahwa yang bersangkutan adalah seorang keturunan berada dan keturunan bangsawan bugis (yang bergelar Andi,red).

Mendengar tawaran HN, Baharuddin mengaku tidak menaruh curiga, sehingga maksud Hn tersebut di tanggapi positif. Sehingga sore harinya HN bersama Suaminya ditemani Baharuddin segera menuju ke rumah tempat Mawar berada.

"Saat itu saya tidak curiga sama sekali, karena saya pikri itu maksudnya bagus untuk mencari kecocokan dan merapatkan kembali keluarga yang mulai renggang,"kilah Baharuddin.

Di rumah tenpat tinggal Mawar di Pangkajene, HN langsung mengutarakan maksud tersebut ke kakak Mawar, bahwa ia akan membawa Mawar ke Amparita untuk dipertemukan dengan salah seorang kerabat suaminya Ir Hamzah, di Amparita. Kakak Mawar yang mendengar alasan itu juga tidak menaruh curiga sama sekali, apalgi HN juga ditemani orang tuanya.

Saat HN mengtarakan maksudnya Mawar saat itu tidak berada dirumah. Mawar disebutkan berada di rumah tetangganya. Namun karena waktu menjelang Magrib, Mawar langsung kembali kerumah kakanya. Namun belum sempat Mawar duduk, HN langsung memerintahkan agar Mawar segera berganti pakaian. Diperintahkan demikian tentu saja, Mawar langsung ,elayangkan pertanyaan.

"Mau kemana tante,"ujar Mawar tanpa curiga.

Mendengar pertanyaan itu HN hanya tersenyum dan berkata, "Ada deh, kita akan jalan-jalan,"ungkap Hn penuh kemenangan.

Saat Azan berkumandang adri Masjid HN beserta suaminya segera berlalu dari rumah tempat tinggal Mawar dan kakaknya.

Dari kesaksian Mawar, dari rumag kakanya sebelum ke Wajo ia masih sempat singgah di salah satu rumah pengikut aliran pemburu harta karun di Pangkajene tidak jauh dari rumah kakanya. Mawar menjelaskan bahwa ia berangkat ke Wajo selepas Isa bersama pengikut penghuni rumah yang sempat ia singgahi yang ia duga sebagai pengikut aliran tersebut.

"Saat berangkat itu saya sama sekali tidak tahu apa-apa,"katanya.

Sesampainya di Wajo ia tetap dikawal oleh HN. Di Wajo Mawar dibawa kesalah satu rumah pengikut aliran itu. Dirumah yang dimaksud itu sementara berlangsung ritual ghaib. Mawar menjelaskan bahwa selama satu malam itu tidak ada orang yang tidur termasuk dirinya. Sekitar pukul 00.00 wita Mawar mengaku di kawinkan dengan KM yang saat itu dibuat kesurupan. Anehnya kata dia, saat akan dinikahkan ia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya satu kata yang bisa di ucapkan yaitu 'iya'.

"Saya kayak dihipnotis malam itu, kita tidak bisa melawan namun setelah beberapa menit saya kadang bisa melawan,"ujarnya.

Anehnya kata Mawar, pada pukul 02.00 wita ia kembali dikawinkan. Kawin yang terakhir itu kata dia disebutkan sebagai kawin batin. Sekitar ppukul 04.00 Wita menjelamng subuh, Mawar mengaku di perintahkan masuk ke kamar untuk menemani Km yang saat itu dipanggil dengan sebutan wali Allah.

Saat diperintah demikian Mawar mengaku berusaha keras untuk menolak. Namun ia juga mengaku bahwa ia sering tidak berdaya dan menurut namun ia tetap mengaku berusaha melawan untuk tidak meladeni KM.

"Malam itu saya betul-betul tersiksa, saya mau menelpon HP saya di sandera oleh HN,"katanya.

Upaya perlawanan Mawar terus berlanjut sehingga pagi harinya, ia mengaku sempat mengambil HP milik KM dan menelpon kakaknya di Pangkejena mengabarkan kondisinya. Sehingga hari itu juga, keluarganya langsung datang kelokasi tempat 'dukun cabul' tersebut berada dan membawa Mawar dari tempat itu.

Anehnya, saat kembali kerumah kakaknya, kondisinya sudah tidak stabil. Mawar dikabarkan sering kerasukan dan mengamuk. Sehingga oleh pihak keluarga Mawar diobati secara terus menerus bahkan pengibatan mawar disebtkan samapi di Parepare.

Selain Mawar, korban lainnya Melati (nama samaran) yang juga warga Amparita juga pernah mengalami hal yang sama. Lagi-lagi Melati juga disebutkan korban yang berhasil di kelabui oleh HN melalui orang tuanya. Korban lainnya yakni Ros (nama samaran) yang merupakan warga Pangkajene.

Berbeda dengan Mawar dan Melati, Ros justru di sebutkan jadi korban selain karena pengaruh HN juga karena keinginan orang tuanya, M Rasyid, yang juga salah seorang pengikut dari cahaya putra Wage tersebut.

"Saya mengikuti aliran ini karena misinya bagus untuk membantu kaum miskin,"jelas Ros.

Selain itu, ia juga mengikuti keinginan orang tuanya yang juga punya misi sama untuk membantu kaum lemah dan miskin. sayangnya Ros juga mengaku bahwa selama mengikuti aliran itu, dan telah ditiduri oleh KM selama satu bulam lebih ia tidak pernah melihat aksi sosial untuk membantu kaum lemah itu. Sekedaer diketahui bahwa Mewar disebutkan sebagai istri ke 4, Melati istri ke 7 dan Ros istri ke 5. Istri lainnya belum diketahui keberadaanya.

Dibalik kesuksesan KM mempreteli Keperawanan para korban. Dalih yang dijanjikan KM adalah janji uang triliunan rupiah yang diakuinya hanya bisa dicairkan oleh dia. Selain itu iapun menklaim hanya dia yang bisa menembus ventira (Lokasi sebuah daerah di Palu Sulteng, yang diyakini tempat tersimpannya harta karun).

Aliran 'pemburu harta karun' dengan modus penipuan untuk mempreteli keperawanan para gadis di dua Kabupen Wajo dan Sidrap meski kini telah ditangani pihak kepolisisan namun kini masih tetap marak di perbincangkan di tengah-tengah masyarakat. Aliran yang telah banyak menodai kesucian para gadis itu menjadi buah bibiri dan kutukan bagi masyarakat khsusnya di kabupaten Sidrap.

Terlebih lagi, salah seorang pengikut aliran ini suami AN (Hj Anti), Ir Hamzah (Lagaceng) masih bebas berkeliaran di Sidrap. Itu tentu saja menjadi sumber kekesalan warga yang ber,ukim di sekitar Kelurahan Amparita bahkan sejumlah warga mengaku akan menyerbu rumah korban jika yang bersangkutan masih tetap tinggal di kampung itu.

Bukan hanya itu AN, istri yang bersangkutan sendiri dihadapan polisi mengaku keberatan jika suaminya tidak ditangkap sebab kata dia suaminya juga adalah aktor kuat dibelakang aliran itu. "Bahkan suami saya yang paling banyak mengatur strategi,"jelas AN.

Sementara KM, yang ditemui saat masih menjalankan pemeriksaan di Polres Sidrap, tetap mengaku yakin dengan pemburuan harta katunnya. Menurutnya dengan mencabuli sejumlah gadis, ia yakin uang yang dimaksud akan terbuka dan akan di manfaatkan oleh para gadis yang telah di setubuhi itu.

Besarnya keyakinan KM itu karena KM mengaku pernah bertemu dengan makhluk gain yang diyakininya sebagai Wali. Wali itulah yang menurutnya menyarankan untuk melakukan ritual seperti itu dan mencarikan tumbal gadis yang rela tidur bersama KM sebagai perantara dari wali yang di maksud.

"Saya meyakini dia Wali karena dia tidak memiliki garis (sebentuk lubang dibawah hidung,red) layaknya manusia,"jelas KM.

KM menyebutkan bahwa makhluk gaib itulah yang meminta sejumlah persyaratan seperti yang dilakukannya. Dalam hal ini melakukan kawin gaib dengan sejumlah gadis dan melakukan hubungan intim layaknya suami istri.

Untuk melancarkan misi itu, Km menggunakan jasa AN untuk menjadi semacam sales yang mendatangkan sejumlah perempuan. Melalui jasa An itulah terkumpullaj sejumlah gadis yang telah di jadikan tumbal oleh aliran ini.

Untuk langkah pencairan, Km juga mengaku hanya dialah yang bisa menembus ventira tempat yang diyakini sebagai gudang harta karun itu sekaligus tempat bersemayamnya makhluk gaib yang diyakininya sebagaiwali itu.

Selain itu, dari penjelasan para pengikutnya, mereka yakin KM mampu mendatangkan uang seketika dari balik kera belakang bajunya, ketika para gadis yang di jadikan tumbal itu meminta untuk dibelikan sesuatu. Sayangnya dari pengakuan para korban tidak pernah sekalipun Km mapu mendatangkan uang yang dimaksud. Bahkan dari informasi yang dihimpun PARE POS, dari setiap korban yang di jadikan tumbal semua dijanjikan uangnya akan segera dicairkan ada yang dalam wakti semalam ada yang tiga malam namun kenyataannya tidak sama sekali.

"Waktu saya, malam itu kinci uangnya dikatakan akan terbuka tapi nyatanya tidak ada sama sekali ini betul-betul penipuan hanya sebagai misi cabul semata,"kutuk Mawar.